Wednesday, June 17, 2015

Bripda Nina, Polwan Anti Teror Berhijab









Setelah kemarin Inspektur tayang Polki ( sebutan untuk polisi laki-laki ) yang sempat membuat heboh dunia persilatan maya karena ulahnya, kini Inspektur Temon akan menayangkan satu diantara sekian banyak polisi baik.  Seperti yang dilansir dream.co.id, polwan cantik berhijab ini berdinas di Gegana Satbrimob Polda Aceh.  Inilah cerita selengkapnya. 

Bripda Nina menjelaskan, foto itu diambil saat ia tengah latihan gabungan bersama tim Raider TNI di 'rumah latihan' Datasemen Gegana Polda Aceh di Banda Aceh pada 30 Januari lalu.

"Awalnya pas latihan orang tidak tahu saya cewek atau cowok. Pas selesai simulasi semua baru ketahuan. Pas latihan itu ceweknya cuma saya sendiri,” kata Bripda Nina.

Nina merupakan satu-satunya perempuan yang menjadi pasukan elit Polri di Aceh. "Dalam Wanteror, laki perempuan tidak ada beda. Yang penting kerjasama tim," kata gadis kelahiran Samahani, Aceh Besar, 24 Oktober 1993 ini.

Bripda Nina adalah putri ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Ismail dan Mawarni. Ia berasal dari Kecamatan Samahani, Kabupaten Aceh Besar. Hebatnya, ia terlahir bukan dari keluarga besar polisi atau TNI.

Ayahnya hanyalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) biasa. Dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.

"Saya tidak merasa minder berada di antara banyak pasukan laki-laki," kata Nina.

Cerita awal dia bergabung dengan polisi, dimulai saat ia lulus dari SMK Penerbangan Banda Aceh pada 2013. Saat itu Nina tak mengikuti langkah  teman-temannya yang melanjutkan pendidikan atau karir ke dunia penerbangan. Ia lebih memilih ikut tes kepolisian dan diterima.

Cita-citanya menjadi polisi diakuinya memang sudah tertanam sejak sekolah dasar. 

Setelah menempuh pendidikan, sejak pertengahan 2014, Bripda Nina mulai bertugas di Gegana Satbrimob Polda Aceh. Khususnya di Datasemen Perlawanan Teror atau Wanteror.

Di satuan elit itu, ia dituntut memiliki kemampuan khusus seperti anti teror, penjinakan bom, intelijen, anti anarkis dan penanganan KBR (Kimia, Biologi dan Radio Aktif).

Uniknya, meski tugasnya menantang dan berisiko, Nina tak pernah melepaskan hijab. Buat alumni SMPN Jeureula Sibreh ini, hijab bukanlah penghalang dalam bertempur atau latihan fisik.

Malah ia merasa risih jika hijabnya terbuka.  "Saya dari kecil sudah pakai jilbab, nyaman saja tidak terganggu," kata dia.

Prinsip Bripda Nina, sebagai muslimah wajib menjaga aurat dengan berhijab meski tengah bertugas sekalipun. 

Kini, ia boleh bergembira, karena telah resmi mendapat dukungan penuh dari institusi Polri.

Hal itu berkat keluarnya aturan baru Keputusan Kapolri Nomor: 245/III/2015 tanggal 25 Maret 2015 yang mengatur tentang seragam polwan berhijab. Aturan ini membolehkan polwan muslimah berhijab.  

Aturan yang berlaku secara nasional itu tak pelak disambut suka cita oleh polwan muslimah, termasuk Bripda Nina. Di Aceh, Bripda Nina memang tidak perlu pusing karena Aceh merupakan daerah istimewa. Di sana, polwan lebih banyak berhijab dan diperbolehkan. Tapi bila dia ditugaskan ke daerah lain, akan berbeda halnya. Karena itu Bripda Nina mengaku bersyukur.

"Alhamdulillah sangat bersyukur, karena Polwan muslimah ingin menggunakan hijab. Apalagi kalau sudah bisa menggunakannya," komentar Bripda Nina kepada merdeka.com seperti dikutip Dream.

Menurutnya, ini merupakan sebuah terobosan positif yang patut disyukuri dan langkah maju agar setiap Polwan muslim di seluruh Indonesia bisa menggunakan hijab.

Kata dia, semua muslimah berhijab juga tak perlu khawatir lagi ketika ingin berkarir dan bergabung menjadi Polwan. Karena sudah ada aturannya bahwa Polwan boleh berhijab di saat bertugas.

Bripda Nina adalah satu dari ratusan Polwan muslim yang membuktikan kepada kita, kalau perempuan juga bisa jadi petempur hebat di medan perang. Dan hijab bukanlah penghalang untuk mencetak prestasi, bahkan ketika bertempur sekalipun.

"Yang terpenting, kita selalu berdoa, berusaha, serta pantang menyerah," pesan Nina.

0 comments:

Post a Comment